Pembelajaran
merupakan individual discovery. Pendidikan memberikan kesempatan dan pengalaman
dalam proses pencarian informasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan
bagi kehidupannya sendiri. Melalui proses pembelajaran yang berpusat pada siswa
maka fungsi guru berubah dari pengajar (teacher) menjadi mitra pembelajaran
(fasilitator). pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered)
diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk membangun sendiri
pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep
learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa
Student-centered
learning
Student-centered
learning (SCL) is where students work in both groups and individually to
explore problems and become active knowledge workers rather than passive
knowledge recipients.
Pembelajaran
yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan sepasang
perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajar (keturunan, pengalaman,
perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan
fokus pada pembelajaran (pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran dan
bagaimana hal itu timbul serta tentang praktek pengajaran yang paling efektif
dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan prestasi bagi semua
pembelajar. Fokus ganda ini selanjutnya memberikan informasi dan dorongan
pengambilan keputusan pendidikan.
SCL
merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai peserta didik
(subyek) aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai adult learner,
bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajarannya, serta mampu belajar beyond
the classroom. Kelak, para alumni diharapkan memiliki dan menghayati
karakteristik life-long learning yang menguasai hard skills, soft skills, dan
life-skills yang saling mendukung. Di sisi lain, para pengajar beralih fungsi,
dari pengajar menjadi mitra pembelajaran maupun sebagai fasilitator (from
mentor in the center to guide on the side). Materi dan model penyampaian
pembelajaran dalam SCL secara lengkap meliputi 3 aspek, yaitu (a) isi ilmu
pengetahuan (IPTEK), (b) sikap mental dan etika yang dikembangkan, dan (c)
nilai-nilai yang diinternalisasikan kepada para siswa.
Pada
student centered learning, siswa mencari dan mengkonstruksi pengetahuan lewat
berbagai strategi, dimana siswa bersifat aktif spesifik. Student centered
learning sering dinamakan pembelajaran. Aktivitas belajar berpusat pada siswa
dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling
mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif
siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir
tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Student centered
lerning memusatkan perencanaan, pengajaran dan penilaian semuanya berdasarkan
pada kemampuan dan kebutuhan siswa. Intinya bahwa proses belajar akan sangat
berarti apabila siswa merasa tertarik dan senang dengan materi yang sedang ia
pelajari. Siswa akan merasa termotivasi apabila mereka dilibatkan dalam setiap
proses pembelajaran dan pengajaran, pemilihan topik sampai pada penilaian.
Pembelajaran
yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa (Student Centered
Learning) memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif
dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya adalah:
- Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara: curah gagasan (brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel discussion), simposium, dan seminar.
- Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara: simulasi, bermain peran (roleplay), permainan (game), dan kelompok temu.
- Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem Solving Based) dengan cara: Studi kasus, tutorial, dan lokakarya.
Metode
pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning) kini dianggap
lebih sesuai dengan kondisi eksternal masa kini yang menjadi tantangan bagi
siswa untuk mampu mengambil keputusan secara efektif terhadap problematika yang
dihadapinya. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka siswa
harus berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis,
mampu menganalisis dan dapat memecahkan masalah-masalahnya sendiri.
Referensi
Santrock, J.W. (2007). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar